Jumat, 24 September 2010

SAP WAHAM

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
(SAP)

Pokok bahasan : Gangguan jiwa
Sub Pokok Bahasan : Waham
Target dan Sasaran : Mahasiswa S1 Keperawatan
Tempat dan Waktu : Ruang Kuliah waktu (10 menit)
Tanggal : Jumat, 7 Nopember 2008


A. Latar Belakang
Modernisasi dan kemajuan tehnologi membawa perubahan dalam cara berfikir dam dalam pola hidup masyarakat luas. Sejalan dengan modernisasi dan kemajuan tekhnologi, manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang akan membawa konsekwensi di bidang kesehatan fisik dan jiwa. Perubahan-perubahan dalam kehidupan seseorang, baik perubahan nilai budaya, perubahan system kemasyarakatan, perkerjaan serta adanya ketegangan antara idealisme dan realitas, mengakibatkan timbulnya stress. Bertambahnya stress dalam kehidupan tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut menganggu produktivitas hidup seseorang dan dapat menghambat pembangunan. Adannya perubahan dalam kehidupan seseorang, membuat orang tersebut harus mengadakan adaptasi dan menanggulangi stressor tersebut. Tetapi tidak semua orang mampu untuk menghadapi dan menanggulangi stressor tersebut hal ini dapat menjadi sumber tekanan, frustasi dan konflik yang akhirnya dapat menjadi stress baik fisik maupun mental. Kemampuan dalam mengatasi masalah tersebut sangat tergantung pada kemampuan dan ketahanan individu tersebut, sehingga tidak jarang pada beberapa individu akan timbul stress yang memuncak bahkan mengarah pada gangguan jiwa. Salah satu penyakit gangguan jiwa yang menyebabkan klien mengalami gangguan isi pikir : waham
Penyembuhan klien tidak saja dengan pemberian obat, tetapi lebih penting adalah bagaimana perawatan yang diberikan dalam suasana lingkungan yang therapiutik. Untuk itu perawat di tuntut memiliki ketrampilan yang khusus agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal dengan menitik beratkan pada keadaan psikososial tanpa mengabaikan fisiknya. Peran perawat dalam perawatan klien dengan gangguan jiwa sangat penting terutama dalam memenuhi dan berupaya seoptimal mungkin mengorentasikan klien ke dalam realita, dengan cara menciptakan lingkungan yang terapiutik, melibatkan keluarga, menjelaskan pola prilaku klien (untuk diskusi membagi pengalaman, mengatasi masalah klien), menganjurkan kunjungan keluarga secara teratur.
B. Tujuan
1. Umum
Setelah diberikan penyuluhan/proses pengajaran selama 10 menit mahasiswa mengetahui tentang gangguan isi pikir waham.
2. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan/proses pengajaran selama 10 menit mahasiswa mampu menyebutkan :
a. Pengertian waham
b. Penyebab waham
c. Jenis-jenis waham
d. Tanda dan gejala waham
e. Penanganan Medis
f. Tindakan Keperawatan
C. Materi (terlampir)
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Transparansi
2. hand out



F. Kegiatan penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan peserta
1 Pendahuluan
1. Memulai dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan.
2
1. Menjawab salam

2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
2 Kegiatan inti
1. Mengkaji tingkat pengetahuan mahasiswa.
2. Menjelaskan pengertian waham
3. Menjelaskan penyebab waham
4. Menjelaskan tanda dan gejala waham
5. Menjelaskan penanganan medis
6. Menjelaskan tindakan keperawatan klien waham
7. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya tentang waham

8. Menjawab pertanyaan mahasiswa 6
1. Mahasiswa menjawab dengan aktif
2. Mahasiswa memperhatikan
3. Mahasiswa memperhatikan
4. Mahasiswa memperhatikan

5. Mahasiswa memperhatikan
6. Mahasiswa memperhatikan

7. Mahasiswa bertanya tentang hal-hal yang kurang di mengerti dari penjelasan tadi
8. Mahasiswa memperhatikan
3 Penutup
1. Menyimpulkan materi pengajaran bersama mahasiswa
2. Memberi evaluasi secara lisan


3. Memberi reward kepada mahasiswa atas jawaban dan partisipasinya
4. Mengucapkan terima kasih atas perhatian mahasiswa yang begitu kooperatif
5. Mengucapkan salam penutup 2
1. Mahasiswa memperhatikan

2. Mahasiswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
3. Mahasiswa mengucapkan terima kasih
4. Mahasiswa mengucapkan terima kasih atas penjelasan yang diberikan.

5. Menjawab salam




G. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir pengajaran
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Essay
4. Jumlah soal : 2 soal
5. Jenis soal ; Menguraikan secara lisan

H. Referensi
1. Keliat,B.A, (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta, EGC.

2. Stuart,G.W. Dan Sundeen,S.J. (1998), Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta, EGC.

3. Lismidar,H, (1990) Gangguan isi pikiri, Jakarta, EGC.

4. Townsend,M.C, (1998) Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Jakarta, EGC.


















MATERI WAHAM


1. Pengertian waham
Waham merupakan suatu kenyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak dinyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial.
2. Penyebab waham
Waham dapat disebabkan karena ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, panic, menekan rasa takut, stres yang berat yang mengancam ego yang lemah, kemungkinan faktor herediter.
Secara khusus faktor penyebab timbulnya waham diuraikan dalam beberapa teori yaitu :
a. Faktor predisposisi
 Teori Biologi
Faktor-faktor genetik ikut mempengaruhi perkembangan psikologis. Bila suatau individu memiliki anggota keluarga dengan kelainan psikologis maka individu tersebut memiliki resiko tinggi untuk mengalami kelainan psikologis yang sama. Pada penelitian terbaru menyatakan bahwa skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suatu kecacatan sejak lahir yang terjadi pada Hipokampus otak. Teori biokimia menyatakan bahwa peningkatan dopamin neurotranmiter mengakibatkan peningkatan aktivitas yang berlebihan dan gangguan dalam asosiasi.
 Teori Psikososial
Individu yang tumbuh dalam keluarga yang penuh konflik dan ansietas yang tinggi akan mengalami hambatan dalam perkembangan psikologisnya sehingga tidak dapat melakukan tugas perkembangan secara optimal. Anak yang tumbuh dalam keluarga psikosis akan menerima pesan-pesan yang membingungkan yang menyebabkan ketidakmampuan anak mempercayai orang lain. Kelainan psikosis dapat pula merupakan hasil ego yang lemah, bila individu mendapat stres yang berat yang mengancam ego yang lemah maka individu cenderung akan berespon maladaptif.
b. Faktor Presipitasi
 Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses imformasi dan abnormalisasi yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan.
 Stres lingkungan
Secara biologis menetapakan ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi denga stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
 Pemicu gejala
Terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif yang berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan prilaku individu seperti gizi buruk, kurang tidur, infeksi, kelebihan rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, gangguan dalan berhubungan interpersonal, kesepian, kemiskinan, tekanan pekerjaan dan sebagainya.
3. Jenis-jenis waham
Adapun jenis-jenis waham antara lain :
a. Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, mempunyai kekuatan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa , misalnya dia adalah seorang ratu adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.
b. Waham sisip pikir
Bahwa pikiran ditempatkan ke dalam benak orang seseorang atau pengaruh luar.
c. Waham somatik
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya, sering didapatkan pada skizoprenia.

d. Waham curiga
Individu merasa dirinya selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya sehingga ia selalu curiga terhadap sekitarnya. kecurigaan yang berlebihan atau tidak rasional dan tidak mempercayai orang lain.
e. Waham Agama
Waham Agama dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu mengkaitkan tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan. Kenyakinan bahwa dirinya terpilih sebagai Yang Maha Kuasa atau alat dari Tuhan.
f. Waham Nihilistik
Yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia sendiri atau orang lain sudah mati. Sering ditemukan pada klien dengan Depresi.
g. Waham siar pikir
Waham tentang pikiran yang sedang disiarkan ke dunia lain
4. Tanda dan gejala waham
Tanda dan gejala waham antara lain :
a. Menyatakan dirinya orang besar
b. Mempunyai kekuatan pendidikan atau kekayaan yang luar biasa
c. Menyatakan perasaan di kejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang
d. Mengatakan perasaan mengenai penyakit yang ada di dalam tubuhnya
e. Menarik diri dan isolasi
f. Sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain,
g. Rasa curiga yang berlebihan
h. Kecemasan meningkat
i. Sulit tidur
j. Suara monoton
k. Eksperi wajah datar
l. Kadang tertawa atau menangis sendiri
m. Rasa tidak percaya pada orang lain.
5. Penanganan Medis
a. Farmakoterapi
b. Terapi kejang listrik
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejang listrik dapat diberikan pada skizoprenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
c. Psikoterapi dan Rehabilitasi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
6. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip therapiutik
b. Jangan membantah dan mendukung waham klien yaitu :
 Katakan perawat menerima keyakinan waham klien “ saya menerima kenyakinan anda” disertai ekspresi menerima.
 Katakan perawat tidak mendukung “sukar bagi saya untuk mempercayainya” disertai ekspresi ragu.
 Tidak membicarakan isi waham klien
c. Yakinkan klien berada dalam lingkungan aman dan terlindungi
 Anda berada ditempat yang aman, kami akan menemani anda
 Gunakan keterbukaan dan kejujuran
 Jangan tinggalkan klien sendiri
d. Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis
 Tanyakan apa yang biasa dilakukan klien (kaitkan dengan aktivitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan klien melakukan saat ini
 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai kebutuhan wahamnya tidak ada, perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting
e. Membantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
 Observasi kebutuhan klien sehari-hari
 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah sakit maupun di rumah (rasa takut, ansietas, marah)
 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien yang memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal)
 Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu menggunakan wahamnya
f. Membantu klien dapat berhubungan dengan realita
 Bicarakan dengan klien dalam kontek realitas (realitas diri, realitas orang lain, realistas tempat dan waktu)
 Sertakan klien dalam therapy aktivitas kelompok (orientasi realitas)
 Beri penguatan atau pujian terhadap kegiatan yang dilakukan klien
 Kolaborasi dalam pemberian obat anti psikosis
g. Membantu klien dapat menggunakan obat untuk mengendalikan wahamnya
 Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengendalikan waham
 Bantu klien untuk memastikan bahwa klien minum obat sesuai program dokter
 Observasi tanda dan gejala terkait dengan efek samping obat







Oleh
Ni Made Bundari


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI
2008-2009
1. Pengertian waham
Waham merupakan suatu kenyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak dinyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial.
2. Penyebab waham
Waham dapat disebabkan karena ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, panik, menekan rasa takut, stres yang berat dan mengancam, kemungkinan faktor keturunan.
3. Jenis-jenis waham
Adapun jenis-jenis waham antara lain :
 Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, mempunyai kekuatan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa , misalnya dia adalah seorang ratu adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.
 Waham sisip pikir
Bahwa pikiran ditempatkan ke dalam benak orang seseorang atau pengaruh luar.
 Waham somatik
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya, sering didapatkan pada skizoprenia.
 Waham curiga
Individu merasa dirinya selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya sehingga ia selalu curiga terhadap sekitarnya. kecurigaan yang berlebihan atau tidak rasional dan tidak mempercayai orang lain.
 Waham Agama
Waham Agama dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu mengkaitkan tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan. Kenyakinan bahwa dirinya terpilih sebagai Yang Maha Kuasa atau alat dari Tuhan.
 Waham Nihilistik
Yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia sendiri atau orang lain sudah mati. Sering ditemukan pada klien dengan Depresi.
 Waham siar pikir
Waham tentang pikiran yang sedang disiarkan ke dunia lain
4. Tanda dan gejala waham
Tanda dan gejala waham antara lain :
 Menyatakan dirinya orang besar
 Mempunyai kekuatan pendidikan atau kekayaan yang luar biasa
 Menyatakan perasaan di kejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang
 Mengatakan perasaan mengenai penyakit yang ada di dalam tubuhnya
 Menarik diri dan isolasi
 Sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain,
 Rasa curiga yang berlebihan
 Kecemasan meningkat
 Sulit tidur
 Suara monoton
 Eksperi wajah datar
 Kadang tertawa atau menangis sendiri
 Rasa tidak percaya pada orang lain.
5. Penanganan Medis
 Farmakoterapi
 Terapi kejang listrik
 Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik.
6. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip therapiutik
b. Jangan membantah dan mendukung waham klien yaitu :
 Katakan perawat menerima keyakinan waham klien “ saya menerima kenyakinan anda” disertai ekspresi menerima.
 Katakan perawat tidak mendukung “sukar bagi saya untuk mempercayainya” disertai ekspresi ragu.
 Tidak membicarakan isi waham klien
c. Yakinkan klien berada dalam lingkungan aman dan terlindungi
 Anda berada ditempat yang aman, kami akan menemani anda
 Gunakan keterbukaan dan kejujuran
 Jangan tinggalkan klien sendiri
d. Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis
 Tanyakan apa yang biasa dilakukan klien (kaitkan dengan aktivitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan klien melakukan saat ini
 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai kebutuhan wahamnya tidak ada, perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting
e. Membantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
 Observasi kebutuhan klien sehari-hari
 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah sakit maupun di rumah (rasa takut, ansietas, marah)
 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien yang memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal)
 Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu menggunakan wahamnya
f. Membantu klien dapat berhubungan dengan realita
 Bicarakan dengan klien dalam kontek realitas (realitas diri, realitas orang lain, realistas tempat dan waktu)
 Sertakan klien dalam therapy aktivitas kelompok (orientasi realitas)
 Beri penguatan atau pujian terhadap kegiatan yang dilakukan
 Kolaborasi dalam pemberian obat anti psikosis
g. Membantu klien dapat menggunakan obat untuk mengendalikan wahamnya
 Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengendalikan waham
 Bantu klien untuk memastikan bahwa klien minum obat sesuai program dokter
 Observasi tanda dan gejala terkait dengan efek samping obat

1 komentar:

  1. suksme boss...
    sampun mmbantu mnyediakan askep yng tyang btuhkan..
    hehehhe
    smngath...

    BalasHapus