Jumat, 24 September 2010

Pengaruh fisioterapi dada terhadap saturasi O2 pada pasien PPOK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena penyakit ini merupakan penyebab kematian dengan nomor urut lima di Indonesia. Faktor-faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut yaitu, kebiasaan merokok yang masih tinggi (80% perokok bisa menderita PPOK), pertambahan penduduk, meningkatnya usia rata-rata penduduk, dari 54 tahun pada 1960 menjadi 63 tahun pada tahun 1990-an. Polusi udara, terutama di lokasi industri dan pertambangan(Surakarya, 2010). PPOK tidak bisa dideteksi dini dan diketahui setelah kondisi pasien memburuk, hal ini disebabkan oleh karena masyarakat yang kurang mengetahui sehingga angka kejadian menjadi lebih tinggi atau meningkat.
Menurut Dr. Suradi, PPOK di Indonesia menduduki urutan kelima penyebab kematian. Sementara di dunia pada tahun 2010 diprediksi akan menduduki urutan ke-4 dan pada dekade mendatang meningkat menjadi pada urutan ke-3 dan tidak disadari angka kejadian semakin meningkat. Di Indonesia tidak ditemukan data akurat tentang kekerapan PPOK. Pada tahun 1997 penderita PPOK yang rawat inap di Rumah Sakit Persahabatan sebanyak 124 orang, sedangkan rawat jalan 1.837 orang. Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta tahun 2003 ditemukan penderita PPOK rawat inap sebanyak 444 orang dan rawat jalan 2.368 orang, dan data yang didapat di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2006 berjumlah 284 orang, tahun 2007 berjumlah 287 orang 2008 berjumlah 289 orang dengan adanya peningkatan setiap tahunnya.
Pasien PPOK akan mengalami batuk-batuk, sesak nafas secara kronis dan menahun diakibatkan oleh tumpukan mukus yang kental dan mengendap menyebabkan obstruksi jalan nafas, sehingga asupan oksigen tidak adekuat. Pengobatan PPOK secara medis tidak bisa menyembuhkan secara tuntas 100%, untuk mengencerkan mukus diberikan inhalasi atau nebulizer, sedangkan pengobatan berupa suportif dan paliatif hanya untuk mengubah kualitas hidup dengan jalan memenuhi kebutuhan O2. Untuk memenuhi kebutuhan O2 maka pengobatan suportif dan paliatif sangat memegang peranan penting, melalui latihan fisioterapi dada, antara lain: perkusi, vibrasi, drainase, nafas dalam dan batuk efektif. Untuk memudahkan mengeluarkan sekret sehingga jalan nafas menjadi lancar
Sebagian dari jumlah pasien tersebut merupakan orang yang sama dengan keluhan batuk-batuk dan sesak nafas. Selama ini tindakan yang sudah diberikan selain memberikan terapi medis juga dilakukan fisioterapi dada oleh petugas fisioterapi tanpa melakukan pengukuran dengan alat oksimetri, sehingga tidak diketahui berapa saturasi O2 pasien PPOK tersebut. Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Saturasi O2 pada pasien PPOK di Ruang Ratna RSUP Sanglah Denpasar”. Karena Rumah Sakit Sanglah Denpasar merupakan rumah sakit rujukan untuk Indonesia bagian timur, dan salah satu ruang rawat inap untuk pasien gawat darurat adalah ruang Ratna dimana salah satunya pasien yang dirawat adalah pasien PPOK.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
“Bagaimana pengaruh fisioterapi dada terhadap saturasi O2 pada pasien PPOK di ruang Ratna Rumah Sakit Sanglah Denpasar?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fisioterapi dada terhadap saturasi O2 pada pasien PPOK di Ruang Ratna Rumah Sakit Sanglah Denpasar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi saturasi O2 pasien dengan PPOK sebelum dilakukan fisioterapi dada
b. Mengidentifikasi saturasi O2 pasien dengan PPOK setelah melakukan fisioterapi dada
c. Menganalisis perbedaan saturasi O2 pasien dengan PPOK sebelum dan setelah diberikan fisioterapi dada.



D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya dalam mengembangkan ilmu pemberian asuhan keperawatan yang holistik kepada klien dengan PPOK.
b. Sebagai data untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh tenaga kesehatan terutama perawat sebagai acuan dalam penanganan pasien PPOK.
b. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang manfaat melakukan fisioterapi dada
c. Mendapat pengalaman nyata dalam penulisan di lapangan

1 komentar:

  1. hasil penelitian ini apa dan bagaimana ya rekomendasinya? makasih

    BalasHapus