Jumat, 24 September 2010

LAPORAN PENDAHULUAN EPISIOTOMI

I. Pengertian.
Episiotomi adalah suatu incisi pembedahan kedalam perinium dan vagina / kulit perinium , mukosa vagina dan jaringan otot yang ada di bawahnya , yang biasanya dipotong dengan gunting yang lurus dan besar.

II. Tujuan Episiotomi.
Membesarkan liang vagina untuk mencegah kerusakan dan laserasi jaringan lunak ibu dan memperkecil trauma kepala janin pada waktu persalinan premature.

III. Macam-macam Episiotomi.
a. Episiotomi Medial.
Yaitu suatu insisi medial yang dibuat dari prenulun labiorum pudiendi posterior pada garis tengah perinium lebih disukai bila panjang perinium normal / arkus sub pupik mempunyai lebar rata-rata. Dan dinilai tidak ada kesulitan dalam melahirkan.

b. Episiotomi Mediolateral.
Yaitu suatu insisi dari prenulum labiurum pudendi posterior dalam perinium pada sudut kurang dari 45 ◦ dari garis tengah, dapat dipilih untuk melindungi spingter ani dan rectum dari laserasi derajat 3 atau 4 terutama bila perinium pendek. Arkus sub pubis sempit atau diantisipasi suatu kelahiran yang sulit.

IV. Tanda dan Gejala.
a. Tedapat luka potongan pada daerah perinium dan batas jaritannya.
b. Ibu post partum.
c. Ibu mengatakan nyeri.
d. Intoleransi aktifitas.



V. Diagnosa.
a) Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan insisi pembedahan pada daerah perinium.
b) Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan adanya luka pada daerah perinium.
c) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan myeri.

VI. Intervensi.
a) DX I.
Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan insisi pembedahan pada daerah perinium.
Tujuan :
Mencapai penyembuhan cepat pada waktunya dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
1. Pertahankan tehnik-tehnik aseptik saat membersihkan Vagina ( vulva hygiene ).
2. Ganti pembalut bila basah / jenuh.
3. Inspeksi balutan dan luka.
4. Pantau vital sign.

b). DX II.
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan adanya luka pada daerah perinium.
Tujuan :
Mengatakan nyeri berkurang / hilang / terkontrol.
Intervensi.
1. Kaji intensitas nyeri ( skala 0 – 10 )
2. Beri tindakan kenyamanan dan dorong penggunaan tehnik manajemen stres ( latihan nafas dalam, visualisasi ).
3. Anjurkan kepada ibu untuk tetap melakukan mobilisasi secara bertahap.
4. Beri analgetik sesuai indikasi.


c). DX III.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan myeri.
Tujuan :
Menunjukkan kemampuan / toleran terhadap aktifitas.
Intervensi :
1. Anjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini.
2. Bantu ibu dalam mobilisasi.
3. Anjurkan keluarganya untuk menemani ibu saat mobilisasi.

VII . Evaluasi.
1. Infeksi tidak terjadi.
2. Pasien / ibu mampu mengontrol rasa aman.
3. Ibu toleran terhadap aktifitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar