Jumat, 24 September 2010

LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS

A. Pengertian.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan ( Rustam, Mochtar, 1998 )

B. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya abortus
1. Kelainan Ovum.
a) Adanya pertumbuhan abnormal dari fetus, ovum yang pathologis, kelainan letak embrio dan plasenta yang abnormal.
b) Pada ovum abnormal diantaranya terdapat degenerasi taclatid villi abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang,kemungkinannya kalau kehamilannya sudah lebih dari 1 bulan.
2. Kelainan Genetalia Ibu.
a) Anomali kongenital ( hipoplasia, uteri, uterus, bikornis )
b) Kelainan letak uterus seperti retro fleksi, uteri fiksata.
c) Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang mudah dibuahi seperti kurang progesteron / estrogen, endometriosis, mioma sub moka.
d) Uterus terlalu cepat teregang ( kehamilan ganda, Mola ).
e) Distorsia uterus, misalnya terdorong oleh tumor pelviks.
3. Ganggua sirkulasi plasenta.
Ibu menderita penyakit nefritis, hipertensi, talasemia, gravidarum,
anomali plasenta dan endarteritis oleh karena luas.
4. Penyakit-penyakit Ibu.
a) Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, thypoid, parotitis, rubella, demam molla,dsb.
b) Keracunan nikotin, gas racun, alkohol dll.
c) Ibu yang asfiksia seperti Dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia grafis.


d) Malnutrisi, Avitominosis dan gangguan metabolisme , hipothyroid, kekurangan vitamin A,E,C dan DM.
5. Antagonis Rhesus.
Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus sehingga terjadi
Anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atropis.
Inkompetensi serviks, sevisitis.
7. Perangsang pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi sangat terkejut.

C. Patologi.
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu biasaanya hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi korealis belum menembus desidua secaara mendalam. Pada kehamilan 8 – 14 minggu villi korealis menmbus disidua lebih dalam sehingga plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkaan setelah ketuban pecah ialah janin disusul plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera lepas dengan lengkap. Peristiwa abortus menyerupai persalinaan dalam bentuk miniatur.

D. Klasifikasi.
1. Abortus Insipiens.
Terjadi pada kehamilan sebelum 20 minggu disertai adanya dila
tasi serviks yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus.
2. Abortus Imminens.
Terjadi pada umur kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks.


3. Abortus Inkomplitus.
Pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
4. Abortus Komplitus.
Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
5. Abortus Servikalis.
Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh osteum uteri eksternum yang tidak membuka sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis cervikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding menipis.
6. Missed Abortion.
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati tidak keluarkan selama 8 minggu atau lebih.
7. Abortus Habitualis.
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut
8. Abortus Infeksius, Abortus Septik.
Abortus Infeksius adalah abortus yang disertai infeksi pada genetalia.
Abortus Septik adalah : Abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin kedalam peredaran darah / peritonium.

E. Klasifikasi Abortus.
Perdarahan.
Perforasi.
Infeksi.
Syok.







F. ASUHAN KEPERAWATAN.
1. Pengkajian.
a. Anamnesa.
• Kaji penyebab abortus.
• Kaji perdarahan yang terjadi, volume, warna.
• Kaji rasa di abdomen bagian bawah.
• Kaji nyeri bagian abdomen yang mendadak, mengganggu aktifitas sehari-hari.

2. Diagnosa Keperawatan.
1. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan abortus.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan tindakan abortus.
3. Ancietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
4. Nyeri berhubungan dengan adanya perlukaan di uterus.
5.Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.

3. Perencanaan.
DX I.
Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan abortus.
Tujuan :
Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
Intervensi :
a) Anjurkan pasien dan keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
b) Anjurkan keluarga untuk cuci tangan.
c) Gunakan pelindung saat memegang pasien misalnya : cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien atau pakai sarung tangan.
d) Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.



DX II
Risiko perdarahan berhubungan dengan tindakan aabortus.
Tujuan :
Pasien tidak menunjukkan adanya perdarahan
Intervensi.
a) Kaji perkembangan abortus pasien.
b) Kaji perdarahan yang terjadi, jumlah, warna.
c) Bila terjadi perdarahan pasang tampon.
d) Bila terjadi perdarahan banyak, beri tranfusi dan cairan yang cukup.
e) Observasi vital sign.

DX III.
Ancietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan :
1. Mangakui dan mendiskusikan masalah.
2. Menunjukkan tentang perasaaan yang tepat.
3. Melaporkan takut dan ancietas yang menurun.
Intervensi.
1. Yakinkan informasi pasien tentang diagnosa.
2. Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnosa.
3. Berikan lingkungan yang nyaman, keterbukaan dan penerimaan juga privasi pasien.
4. Dorong pertanyan dan berikan waktu untuk mengekspresikan takut.

DX IV.
Nyeri berhubungan dengan adanya perlukaan di uterus.
Tujuan :
- Pasien tampak rileks.
- Mampu tidur / istirahat dengan tenang.
Intervensi.
1. Kaji keluhan nyeri : perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas.


2. Bantu pasien menemukan posisi yang nyaman.
3. Dorong ambulasi dini dan penggunaan tehnik relaksasi.
4. Kolaborasi pemberian analgetik.

DX V.
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan :
1. Pasien menyatakan pemahaman kondisi.
2. Pasien mau mengikuti program pengobatan.
3. Kooperatif dalam proses perawatan.
Intervensi :
1. Berikan informasi yang adekuat.
2. Kaji tingkat pengetahuan pasien.
3. Diskusikan dengan lengkap masalah yang diantisipasi selama penyembuhan.



Mengetahui Kapal, .2008
Pembimbing Praktek Mahasiswa


( ............................................) ( I.A.Putu Sugiharti )
NIM : PO7120006104

Mengetahui
Pembimbing Akademik



( ...........................................)








ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU ” M.S ”
DENGAN P3013 POST SC + TUBEKTOMY HARI I
DI RUANG NIFAS RSUD KAB . BADUNG
TANGGAL 28 – 29 SEPT 2008
I.Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 September 2008 pukul 16.30 wita di Ruang Rawat Nifas Lantai II. Data diperoleh dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan catatan rekam medis pasien.
a. Pengumpulan data
1) Identitas Pasien Penanggung
Nama : “M.S ” “W.G”
Umur : 36 th 43 th
Jenis kelamin : Perempuan Laki-laki
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Kary.Swasta Buruh ( Kary.Bengkel)
Agama : Hindu Hindu
Suku/bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Status Perkawinan : Menikah Menikah.
Alamat : Br Dangin Peken Penarungan.
Hubungan dengan pasien : - Suami
No. CM : 076912
2) Alasan Dirawat
a) Keluhan utama
1. Saat MRS : Sakit perut hilang timbul.

2. Saat Pengkajian :
Ibu mengatakan nyeri pada luka daerah Operasi ( di perut )


b) Riwayat
(1) Kehamilan
Ini merupakan kehamilan ke empat dengan umur kehamilan 39-40 minggu + letsu. Ibu teratur memeriksakan kehamilannya ke dokter SpOg praktek swasta sampai umur kehamilan 9 bulan ± 7 kali. Ke Bidan praktek swasta hanya 2 kali untuk mendapatkan imunisasi TT I dan TT II pada umur kehamilan 4 minggu dan 8 minggu. Pergerakan anak dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.
(2) Persalinan
Tanggal 26 September 2008 pukul 15.15 wita pasien datang ke kamar bersalin ( VK ) RSUD Kab Badung dengan keluhan sakit perut hilang timbul. Vital sign S : 36.7 ºC, N : 84x/menit, RR : 20x/menit. TD : 120/70 mmHg.
Dilakukan pemeriksaan luar (palpasi, auskultasi)
Tinggi fundus uteri 3 jari bpx (32 cm) letak sungsang HIS (+) 3x/10 menit durasi 30-35 detik,djj 12.11.12
Dilakukan VT oleh bidan jaga pada pukul 15.30.
P Ø 4cm, eff 25%, ket (+), teraba bokong, ↓ Hodge I.Lapor dokter jaga SpOg , dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan Sectio Saesaria. Keluarga ACC sekalian dilakukan tubektomy. Akhirnya pukul 16.00 wita dilakukan SC, bayi lahir pukul 16.15 wita,jenis kelamin Perempuan BB 3.000 gr PB 48 cm, LK / LD : 34 / 33 cm , Anus + Kelainan ( - ) apgar scor 8 – 9, langsung menangis.
(3) Nifas
Ibu mengatakan masa nifas dari anak pertama sampai anak ke tiga tidak mengalami masalah. Perdarahan ( - ) Pengeluaran pervagina : Lochea Rubra.
Therapi Post SC yang diberikan adalah :
1. IVFD Asering 20 tts / menit.
2. Dex. 5 % drip pet dol.
3. Alinamin F 1 amp @ 8 jam.
4. Vit C 1 amp @ 8 jam.

(4) Menstruasi
Ibu menarche pada umur 13 tahun, siklus menstruasi 28 -30 hari, lamanya haid 3-4 hari, jumlah darah yang keluar ± 2-3 kali ganti pembalut setiap hari, warna darah merah, nyeri saat haid (-), hari pertama haid terakhir : 28 – 1 - 2008. Tafsiran partus 5 – 10 - 2008.

(5) Perkawinan
Ini merupakan perkawinan pertama. Ibu menikah pada umur 19 tahun, lamanya perkawinan 17 tahun.

(6) Penyakit yang pernah diderita ibu
Ibu tidak pernah menderita penyait kandungan, hipertensi (-), asma (-), jantung (-), DM (-).

(7) Penyakit keluarga
Dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit keturunan, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit DM, TBC, jantung.

(8) Riwayat Keturunan Kembar.
Dalam keluarga ibu dan dalam keluarga suaminya, tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
(9) Penyakit hubungan seksual
Ibu atau pasangannya tidak sedang/pernah mengalami penyakit hubungan seksual.

(10) KB
Ibu mengatakan antara anak pertama, kedua dan keempat ibu selalu menggunakan KB suntik 3 bulanan yang didapatkan dari bidan praktek swasta.

(11) Riwayat kelahiran anak sebelumnya.
Anak pertama umur 16 tahun, lahir di Rumah Sakit Wangaya pada tahun 1992 dengan jenis Kelamin Perempuan BB 2.200 gr. Anak Kedua umur 8 tahun lahir di RS Wangaya dengan jenis kelamin perempuan dengan BB 2.900 gr. Anak ketiga Abortus pada umur kehamilan ± 6 – 7 minggu dan dilakukan Curretage di RS Wangaya. Anak Keempat lahir di RSUD Kab Badung pada tgl 26 Sept 2008 dengan cara SC.

3) Pemenuhan kebutuhan dasar
a) Bernafas
Ibu mengatakan tidak mengalami masalah dalam bernafas baik menarik dan mengeluarkan nafas.
b) Makan dan minum
Ibu mengatakan biasa makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi,lauk,sayur dan kadang-kadang buah. Ibu mengatakan tidak ada pantangan / allergi terhadap suatu makanan. Saat pengkajian ibu sudah makan nasi 2 x pagi habis 1 porsi dan siang sisa ± 4 sendok makan dan nafsu makan tetap baik.

Untuk minum biasanya ibu minum 6 – 7 gelas blimbing / hari ( 1200 – 1400 cc ) saat pengkajian ibu sudah minum sebanyak 1 / 2 botol aqua besar ( 750 cc ).
c) Eliminasi (BAB dan BAK)
BAB
Ibu mengatakan biasa BAB 1 kali sehari, dengan konsistensi lembek, warna faeses kuning, lendir ( - ), darah ( - ). Pada saat pengkajian ibu mengatakan sudah BAB pada pagi harinya, konsistensi agak padat, warna kuning, lendir ( - ), darah ( - ).
BAK
Ibu mengatakan biasa BAK 5 – 6 x / hari dengan karakteristik warna urine kuning jernih, bau pesing. Saat pengkajian ibu mengatakan sudah BAK 4 x, darah ( + ) sedikit.
d) Gerak dan aktivitas
Selama hamil ibu masih bisa untuk bekerja sebagai karyawan koperasi di desanya sendiri. Saat pengkajian Ibu sedang duduk dipinggir tempat tidur sambil menggendong bayinya. Ibu sudah bisa melakukan sktifitasnya secara mandiri.
e) Istirahat - tidur
Ibu mengatakan biasa tidur pukul 22.00 wita dan bangun pukul 05.00 wita. Saat pengkajian ibu mengatakan tidak mengalami ganggua dalam hal istirahat dan tidur.
f) Kebersihan diri
Di rumah ibu biasa mandi 2 kali sehari, memakai sabun, gosok gigi 3 kali sehari yaitu pagi, sore dan sesaat sebelum tidur.Ibu ganti pakaian sekali sehari, cuci rambut 2 kali seminggu dengan memakai shampoo, saat pengkajian ibu bisa ke kamar mandi sendiri, Ibu tampak rapi dan bersih.

g) Pengaturan suhu tubuh
Ibu mengatakan selama dirawat tidak mengalami masalah dalam pengaturan suhu tubuh. Ibu merasa nyaman dengan suhu ruangan tempat ibu dirawat.
h) Rasa nyaman
Saat pengkajian ibu mengatakan nyeri pada luka daerah operasi, nyeri dirasakan meningkat terutama saat berdiri dan berjalan. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, ibu tampak meringis skala nyeri 3 (skala 0-10).
i) Rasa aman
Ibu merasa aman berada di rumah sakit dengan kehadiran suami dan keluarganya yang lain. Di samping itu ibu merasa tenang dan bahagia dengan kelahiran anaknya dengan selamat.
j) Sosialisasi
Komunikasi pasien dengan keluarga, perawat dan petugas kesehatan baik.
k) Melaksanakan ibadah
Ibu beragama Hindu dan sembahyang setiap sore hari, saat pengkajian ibu hanya berdoa memohon keselamatan dalam hati.
l) Rekreasi
Selama hamil ibu kadang – kadang pergi kerumah saudara-saudaranya bersama suami dan anak-anaknya.Saat pengkajian ibu , ibu sedang ngobrol bersama saudara-saudaranya sambil duduk di pinggir tempat tidur.
m) Produktivitas
Sewaktu hamil ibu bekerja sebagai karyawan koperasi simpan pinjam di desanya, saat pengkajian ibu mengatakan mungkin akan cuti dulu sampai anaknya umur 42 hari.

n) Belajar
Ibu mengatakan kurang mengerti tentang cara perawatan luka operasinya mengingat dalam waktu dekat ini sudah diperbolehkan pulang. Dan ibu juga menanyakan kapan seharusnya kontrol apabila sudah dipulangkan.

4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
(1) BB saat hamil : 60 kg, BB sekarang : 54 kg
(2) TB : 157 cm
(3) Suhu : 36,7 ºC
(4) Nadi : 84x / menit
(5) Respirasi : 20x / menit
(6) Tekanan darah : 110 / 70 mmHg.
b) Kebidanan
(1) Inspeksi
(a) Bangun tubuh : sedang
(b) Postur tubuh : tegak
(c) Cara berjalan : pelan terkoordinir
(d) Gerak motorik : normal
(e) Keadaan kulit : turgor kulit elastis, cyanosis (-)
(f) Kepala : normochepali
(g) Rambut : kebersihan rambut baik, kulit kepala bersih, benjolan (-), kelainan (-).
(h) Muka : bentuk simetris, cloasma gravidarum (-).
(i) Mata : konjungtiva merah muda, oedema kelopak mata (-), sklera putih, reflek pupil +/+.

(j) Telinga : bentuk simetris, serumen (-).
(k) Hidung : sekret (-)
(l) Mulut dan Gigi : kebersihan baik, stomatitis (-), caries (-), gigi lengkap, pembesaran tonsil (-).


(m) Leher : pembesaran kelenjar tyroid (-), bendungan vena jugularis (-).
(n) Dada : bentuk simetris, gerakan normal, bentuk buah dada simetris, areola mammae cukup bersih, putting susu kiri menonjol, hiperpigmentasi areola mammae (+).
(o) Abdomen : bentuk normal, hiperpigmentasi (-), linea nigra (+), kontraksi uterus baik, TFU : 2 jari bawah pusat terdapat luka bekas operasi.
(p) Ekstrimitas : pergerakan baik, oedema (-), varises (-).
(q) Genetalia : Kebersihan cukup, lochea rubra (+).
(r) Anus : haemoroid (-).

(2) Palpasi
(a) Payudara : Kolostrum keluar cukup, konsistensi padat
(b) Abdomen : tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.
(c) Kandung kemih : distensi (-)

(3) Perkusi
Ekstrimitas : reflek patella +/+

(4) Auskultasi
Dada : suara nafas vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen : bising usus (+) baik.



5) Keadaan Bayi
Saat pengkajian bayi digendong oleh ibunya sambil memberikan ASI, bayi dengan neonatus aterm + vigerous baby, lahir 26 September 2008 pukul 16.15 wita. BBL : 3000 gram, Apgar score 8-9, jenis kelamin perempuan, PBL : 48 cm, LK/LD : 34/33 cm, Anus (+), kelainan (-), lahir sungsang langsung menangis, gerak aktif, kulit kemerahan, th/Injeksi Neo K 1mg IM.
Bayi sudah netek, selanjutnya disendawakan.
6) Pemeriksaan Penunjang : (-)










II. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
A. Analisa Data
ANALISA DATA PASIEN IBU ”M.S ”DENGAN P4013
POST SC + TUBEKTOMY HARI KE - 2 DI RUANG NIFAS
RSUD KABUPATEN BADUNG
TANGGAL 27 – 28 – 2008
Data Standar Masalah Analisa Masalah Diagnosa Keperawatan
1 2 3 4 5
DS :
- Ibu mengatakan kurang mengerti tentang cara perawatan luka post operasinya setelah dirumah.

DO.
- Ibu menanyakan kapan sebaiknya kontrol setelah diperbolehkan pulang.


- Ibu mengetahui cara perawatan luka operasinya




- Ibu tahu kapan waktunya kontrol untuk perawatan lukanya.





Kurang pengetahuan
Kecemasan


Kurangnya informasi

Tidak Pengalaman
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang cara perawatan luka post operasi ditandai dengan : ibu mengatakan kurang mengerti tentang cara perawatan luka post operasinya setelah sampai dirumah,ibu menanyakan kapan sebaiknya kontrol setelah diperbolehkan pulang.











1 2 3 4 5
DS :
-

DO :
-Ada luka bekas operasi pada abdomen.

- Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti Robor ,Kalor,Dolor,Tumor dan Fungsiolaesa.










DS :
- Ibu mengatakan nyeri pada luka episiotomi
- Skala nyeri ( skala 0-10 )

DO :
-Kadang meringis pada saat berdiri dan berjalan.

-






Tidak ada tanda – tanda infeksi seperti Rubor,Kalor,Dolor.Tumor dan Fungsiolaesa.









Ibu tidak merasa nyeri


- Skala nyeri 0



- Pasien Rileks







Risiko Infeksi






















Nyeri Akut













Infeksi




Tempat infasi kuman / bakteri


Adanya luka operasi

SC








Aktifitas terganggu





Trauma pada abdomen

SC





Risiko infeksi berhubungan dengan adanya lokasi incisi pada abdomen akibat pembedahan sekunder yang ditandai dengan:
Ada luka bekas operasi pada abdomen.
Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti Rubor, kalor,dolor tumor, dan Fungsiolaesa.

Nyeri akut b/d trauma pada Abdomen akibat incisi sectio saesaria yang ditandai dengan Ibu mengatakan nyeri pada luka daerah operasi skala nyeri 3 ( 0 – 10 )
Wajah ibu tampak meringis saat mau berdiri dan berjalan.

III. PERENCANAAN
A Prioritas masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma pada abdomen akibat incisi sectio
saesaria yang ditandai dengan ibu mengatakan nyeri pada luka daerah operasi
skala nyeri 3 ( 0 – 10 ) . Wajah ibu tampak meringis saat mau berdiri dan ber
jalan.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang cara perawatan luka post operasi ditandai dengan : ibu mengatakan kurang mengerti tentang cara perawatan luka post operasinya setelah sampai dirumah,ibu menanyakan kapan sebaiknya kontrol setelah diperbolehkan pulang.

3. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya lokasi incisi pada abdomen akibat pembedahan sekunder ditandai dengan ada luka bekas operasi pada abdomen. Tidak ada tanda –tanda infeksi seperti : Rubor ,Kalor,dolor ,tumor dan fungsiolaesa.





2. Rencana Keperawatan
Rencana Keperawatan pada Pasien Ibu ” MS ”
Dengan P3O13 Post SC + Tubectomy hari ke - 2
Di Ruang Nifas RSUD Kabupaten Badung
Lantai II Tanggal 27 – 28 September 2008
No Hari/Jam/Tgl DX Peperawatan Tujuan Rencana Keperawatan Rasional
1 Minggu
28 – 9 – 2008
16.30
Nyeri akut b/d trauma pada Abdomen akibat incisi sectio saesaria yang ditandai dengan Ibu mengatakan nyeri pada luka daerah operasi skala nyeri 3 ( 0 – 10 )

Wajah ibu tampak meringis saat mau berdiri dan berjalan Setelah diberikan askep selama 1 x 24 jam , keluhan nyeri pasien berkurang dengan kriteria Evaluasi :
Pasien mengatakan nyeri berkurang.
Nyeri saat bergerak / berjalan berkurang
Skala nyeri 0 -1 ( 0 – 10 )

Ibu tampak lebih rileks. Tentukan adanya lokasi dan sifat ketidak nyamanan.

Observasi oedema, nyeri tekan lokal, eksudat purulen atau kehilangan perlekatan jahitan

Anjurkan penggunaan tehnik pernafasan atau relaksasi




Delegatif pemberian mefinal 3 x 500 mg Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus dan intervensi yang tepat.
Komplikasi yang memerlukan evaluasi atau intervensi lanjut.

Meningkatkan rasa kontrol dan dapat menurunkan beratnya ketidak nyamanan.
Analgetik bekerja pada pusat otak lebih tinggi untuk menurunkan persepsi nyeri







No Hari/Jam/Tgl DX Peperawatan Tujuan Rencana Keperawatan Rasional
2 Minggu
28 – 9 – 2008
16.30
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang cara perawatan luka post operasi ditandai dengan : ibu mengatakan kurang mengerti tentang cara perawatan luka post operasinya setelah sampai dirumah,ibu menanyakan kapan sebaiknya kontrol setelah diperbolehkan pulang.
Setelah diberikan askep selama 1 x 30 menit diharapkan ibu mengetahui cara perawatan luka operasi ditandai dengan :
Ibu mengatakan mengerti tentang cara perawatan luka operasinya setelah sampai dirumah.
Ibu tahu kapan seharusnya kontrol apabila sudah diperbolehkan pulang.
Memberikan informasi kepada pasien agar selalu dijaga kebersihan lukanya dan jangan sampai lukanya kena air apabila pasien sudah boleh pulang.




Anjurkan pada pasien agar makan-makanan yang bergizi






Memberikan penjelasan pada pasien pentingnya kontrol setelah diperbolehkan pulang.





Dengan hidup bersih dan menghindari kontak air dengan luka bisa mempercepat proses penyembuhan.






Dengan makan-makanan yang bergizi juga bisa mempercepat penyembuhan luka.


Untuk mengevaluasi keadaan luka post operasi.









No Hari/Jam/Tgl DX Peperawatan Tujuan Rencana Keperawatan Rasional
3





















Minggu
28 – 9 - 2008
16.30

















Risiko infeksi berhubungan dengan adanya lokasi incisi pada abdomen akibat pembedahan sekunder ditandai dengan ada luka bekas operasi pada abdomen. Tidak ada tanda –tanda infeksi seperti : Rubor ,Kalor,dolor ,tumor dan fungsiolaesa.





. Setelah diberikan askep selama 1 x 24 jam dengan kriteria evaluasi :
Ibu sudah nelihat langsung cara memandikan bayi.
Ibu dapat mendemonstrasikan cara parawatan tali pusat.
Ibu dapat melakukan perawatan payudara sendiri.
Ibu tahu kapan anaknya harus disusui..

Demonstrasikan tehnik perawatan bayi.

Berikan informasi pada pasien
.Tehnik perawatan putting dan perawatan payudara.
. Fisiologi laktasi.

. Kebutuhan diet dan cairan.

. Perlunya menghindari penggunaan obat tanpa konsultasi dengan pemberian pelayanan kesehatan lebih dahulu.

. Anjurkan pentingnya pemeriksaan pasca partum.





Ukur suhu dan nadi setiap 6 jam

Inspeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8 jam. Perhatikan nyeri tekan berlebihan, eksudat purulen dan oedema.

Anjurkan ibu mandi setip hari, ganti pembalut setiap 4 jam dan cebok dari arah depan kebelakang

Delegatif pemberian Amoxan 3 x 500 mg
Myotonic 3 x 1 tab Membantu orang tua dalan penguasaan tugas-tugas baru.

Membantu meningkatkan kebersihan laktasi , meningkatkan suplay ASI dan menurunkan kemungkinan trauma pada putting. Beberapa obat dikontraindikasikan dan harus digunakan secara waspada selama laktasi.

Untuk mengevaluasi pemulihan organ Reproduksi.




Peningkatan sushu pada 24 jam pertama sangat menandakan infeksi.

Diagnosisi dini dari infeksi lokal dapat mencegah penyebaran pada jaringan uterus

Mencegah penyebaran infeksi.

Mencegah penyebaran infeksi kejaringan sekitar

IV. PELAKSANAAN.
Pelaksanaan Keperawatan Pada Ibu ASW Dengan PIOOI
Post Partum Spontan Belakang Kepala
Hari Ke 1 Di Ruang Rawat Nifas
RSUD Kabupaten Badung
Tgl 12 September 2008

Hari / tgl/jam No DX Tindakan Evaluasi / Respon Paraf
Jumat, 12 – 9 – 2008, 17.30

18.00




















09.00











09.30 I




IV








I,IV



I







III











II









IV Observasi luka episiotomi




Mengukur Vital Sign



Menganjurkan pada ibu agar mengganti pembalut setiap 4 jam dan kalau cebok dari arah depan ke belakang.

Delegatif pemberian :
Amoxan 3 x 500 mg,Myotinic 3 x 1 tab, B.Com C 2 x 1 tab

Mengobservasi luka jahitan perinium

Mengajarkan tehnik pernafasan dalam



Memberi informasi pada ibu tentang :
Kebutuhan diet dan cairan .

Pemeriksaan pasca partum.

Keuntungan menyusui.

Penggunaan obat harus konsultasi dengan petugas kesehatan

Mengajarkan ibu cara menyusui.









Mengukur vital sign Oedema - , kemerahan -, jahitan +
Ibu mengatakan kalau bangun dari duduk nyeri pada luka jahitan lebih terasa

Suhu 36 .7◦ c. Nadi 80 x / mt, Resp : 20 x / mt T : 110 / 70 mm hg.

Pasien mengatakan sudah ganti pembalut setiap 4 jam.



Reaksi allergi -, muntah –



Oedema - , Kemerahan -


Ibu mengatakan rasa nyeri pada luka jahitan sudah berkurang skala nyeri 1 ( 0 – 10 ). Ibu tampak rileks.

Ibu mengatakan akan mengikuti anjuran petugas dan kalau ada keluhan akan segera kontrol.









Bayi sudah mau netek pada kedua payudara ibu,tapi karena ASI belum banyak keluar bayi terkadang masih rewel sehabis netek, sehingga di bantu susu formula persendok.
Bayi sudah BAB miconium 1 x dari pagi dan BAK 2 x dari pagi.


Suhu 36,5◦ c, Nadi 80 x / mt, R : 20 x / mt, T 110 / 70mm Hg






V EVALUASI
Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Ibu ASW Dengan
PIOOI Post Partum Spontan Belakang Kepala
Hari ke 1 di Ruang Rawat Nifas
RSUD Kab Badung
Tgl 12 September 2008-09-19
NO Hari / Tgl/Jam No DX Evaluasi Paraf
1 Sabtu,13 Sept 2008 I S : Ibu mengatakan rasa nyeri pada luka jahitan sudah berkurang skala nyeri 1 ( 0 – 10 )

O : Pasien tampak rileks

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi IBU
2 Sabtu,13 Spet2008 II S : Ibu mengatakan ASI nya sudah mulai keluar banyak, kolostrum mulai banyak.

O : Konsistensi payudara mulai padat
Habis menyusui bayi tenang.
Puting susu kiri mulai menonjol

A : Masalah teratasi.

P : Pertahankan kondisi Ibu
3 Sabtu, 13 Sept 2008 III S : Ibu mengatakan akan mencoba memandikan bayinya sendiri dirumah.

O : Ibu dapat mendemonstrasikan kembali cara perawatan payudara.
Ibu belajar cara perawatan Payudara.
Ibu tahu kapan bayinya harus netek

A : Masalah teratasi.

P : Pertahankan kondisi ibu
4 Sabtu, 13 Sept 2008 IV S : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan berkurang.

O : Oedema dan kemerahan – pada luka episiotomi ( suhu 36.5◦ c )

A : Masalah teratasi.

P : Pertahankan kondisi Ibu







Mengetahui Badung, 11 September 2008

Pembimbing Praktek Kelompok B
Maternitas II



( ...................................) ( Mahasiswa )



Mengetahui
Pembimbing Akademik



(...........................................)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar