Senin, 29 Juni 2009

PENGARUH ORIENTASI RUANGAN TERHADAP PERILAKU ADAPTIF PADA ANAK USIA SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan masa selama seseorang menjalani perawatan di rumah sakit Supartini, Y. (2004). Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stress pada semua tingkat usia. Kecemasan dan stress akibat hospitalisasi ini menimbulkan perasaan tidak nyaman sehingga dibutuhkan proses penyesuaian diri untuk meminimalkan kecemasan dan stress supaya tidak berkembang menjadi krisis (Nursalam 2005).
Kecemasan dan stress yang dialami anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru maupun keluarga yang mendampingi selama perawatan (Nursalam, 2005). Reaksi kecemasan ini juga dapat dipengaruhi oleh perkembangan usia, pengalaman sebelumnya, support system yang tersedia dan mekanisme koping seorang anak (Wong, 1995).
Pada usia sekolah, sumber stress saat hospitalisasi antara lain akibat perpisahan, kehilangan kontrol, cedera dan nyeri tubuh akibat prosedur invasif. Respon perilaku pada anak usia sekolah adalah regresi, ketergantungan, perasaan takut, cemas, rasa bersalah serta respon fisiologis (Wong, 2003).
Perawat sangat berperan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi. Pasien anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang penuh perhatian akan mempercepat proses penyembuhan (Nursalam, 2005). Pemberian intervensi keperawatan ditujukan pada penanganan masalah fisik, psikologis, sosial dan ketergantungan (spiritual). Masalah psikis yang penting pada pasien anak yang dirawat dirumah sakit yaitu rasa cemas dan takut terhadap lingkungan baru. Untuk itu perlu memberitahu kepada anak mengenai rumah sakit dengan cara orientasi ruangan dan peraturan rumah sakit. Orientasi ini meliputi pengenalan dengan ruangan, alat-alat, peraturan-peraturan, petugas, dan perawat yang ada, guna mencegah stress hospitalisasi (Nursalam, 2005).
Di ruang anak RSAD Denpasar, pemberian orientasi ruangan pada anak yang dirawat di rumah sakit jarang dilakukan, sehingga seringkali anak merasa asing dengan lingkungan dan ketakutan atas kehadiran perawat serta tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada anak.
Dari data awal yang diperoleh dari rekam medik RASD Denpasar menunjukkan anak usia sekolah yang dirawat selama bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2009 rata-rata berjumlah 30 anak per bulan. Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Maret 2009 di ruang Anak RSAD Denpasar, respon perilaku yang ditunjukkan pada saat hospitalisasi pertama hampir semua anak usia sekolah berperilaku maladaptif. Menurut Munawaroh (2003) menyimpulkan bahwa pola perilaku kecemasan karena perpisahan pada anak selama hospitalisasi pertama menampakkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan tahap- tahap perkembangan usianya.
Respon perilaku maladaptif pada anak akibat tidak dilakukan orientasi ruangan dapat menghambat pemberian pelayanan baik perawatan maupun pengobatan (Nursalam 2005). Dengan adanya fenomena ini maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi pengaruh orientasi ruangan terhadap perilaku adaptif pada anak usia sekolah yang dirawat di ruang Anak RSAD Denpasar.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah pengaruh orientasi ruangan terhadap perilaku adaptif pada anak usia sekolah yang dirawat di ruang Anak RSAD Denpasar?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Umum
Untuk mengetahui pengaruh orientasi ruangan terhadap perilaku adaptif pada anak usia sekolah yang dirawat di ruang Anak RSAD Denpasar.
2. Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik anak yang dirawat di ruang Anak RSAD Denpasar
b. Mengidentifikasi perilaku adaptif pada anak usia sekolah yang tidak dilakukan orientasi ruangan saat dirawat di rumah sakit.
c. Mengidentifikasi perilaku adaptif anak usia sekolah setelah dilakukan orientasi ruangan yang dirawat di rumah sakit
d. Mengidentifikasi pengaruh orientasi ruangan terhadap perilaku adaptif pada anak usia sekolah yang dilakukan orientasi ruangan dengan yang tidak dilakukan orientasi ruangan yang dirawat di rumah sakit.


D. Manfaat Penelitian
1. Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi pemberi asuhan keperawatan anak dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul pada anak usia sekolah yang dirawat di Rumah Sakit dalam pelaksanaan orientasi ruangan.
2. Pasien dan Keluarga
Kebutuhan rasa aman dan nyaman anak tetap terpenuhi, sehingga dapat beradaptasi selama hospitalisasi dan mempercepat proses penyembuhan.
3. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar atau bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar